SinarbangsaNews.com, Metro – DPRD Kota Metro menyoroti menjamurnya pasar kreatif di sejumlah kelurahan di Bumi sai Wawai. Tanpa konsep yang matang, perlahan pasar kreatif akan mati.
Hal itu, diungkapkan Ketua DPRD Kota Metro Tondi MG Nasution, mensikapi maraknya kreatif yang muncul hampir di seluruh kelurahan di kota setempat.
“Kalau semua ada pasar dan yang dijual semua sama, siapa yang akan membeli,” kata Tondi Nasution, Selasa (14/06/2022).
Lebih lanjut, ia meneruskan, dirinya bukan tidak mendukung munculnya pasar-pasar kreatif, tetapi juga harus dibarengi dengan konsep yang jelas, seperti apa produk unggulan yang akan dijual.
“Dari awal, saya sudah katakan, jangan semua pasar. Bisa dengan mengembangkan tanaman buah, misalnya,” ujar dia.
Sementara, penggerak Pasar Payungi Yosomulyo Metro Pusat, Dharma Setiawan menyatakan, saat ini pihaknya melakukan berbagai inovasi, agar pasar kreatif tidak hanya memasarkan makanan dan minuman.
“Salah satunya, dengan memperkenalkan Kampung Anggur di Kelurahan Yosodadi Metro Timur,” jelas Dharma.
Tak hanya itu, pihaknya juga mulai memperkenalkan Kampung Madu, untuk mengembangkan budidaya madu sebagai salah satu produk unggulan.
“Kini, kami juga mulai mengembangkan Kampung Madu di Kelurahan Yosomulyo,” imbuhnya.
Diketahui, setelah Pasar Payungi di Kelurahan Yosomulyo Metro Pusat, sejumlah kelurahan lain juga berlomba-lomba mendirikan pasar kreatif, namun dengan konsep yang sama, yakni menjual makanan dan minuman.
Sebut saja, pasar kreatif Pak Tejo di Kelurahan Tejoagung, Pak RT di Kelurahan Rejomulyo, pasar Tematik Bung Yoss di Kelurahan Metro, dan terkini pasar kreatif Pink Led di Kelurahan Imopuro Metro Pusat.