SinarbangsaNews.Com, Pesawaran — Masyarakat Desa Bogorejo Kecamatan Gedong Tataan mengeluhkan Aroma tak sedap limbah karet yang bersumber dari Rumah salah seorang warga dusun Bogorejo III yang menjadi tempat penampungan karet. Senin, 14/03/2022 .
Sejumlah warga mengeluhkan Aroma tidak sedap yang menyengat, menurut warga sekitar, mereka merasa tak nyaman tinggal di rumah sendiri, pasalnya bau busuk yang di timbulkan sangatlah mengganggu waktu istirahat mereka.
“Iya mas , kami disini sudah gak nyaman tinggal di rumah sendiri , setiap angin berhembus ke arah rumah kami rasanya ingin muntah”, keluhnya.
Tak hanya itu warga lain mengungkapkan, bahwa beberapa warga yang dalam keadaan kurang sehat dikarenakan keadaan sedang sakit makin tersiksa dengan Aroma limbah karet tersebut. Masyarakat berharap akan ada solusi atau upaya dari pihak-pihak terkait agar Aroma limbah karet itu bisa segera teratasi.
Salah satu warga yang mengeluhkan masalah limbah karet yang beraroma tidak sedap ini adalah keluarga bapak surisman dan Ibu sumiatin, menurut penuturan Ibu Sumiatin.
“ saya kalau malem apalagi waktu turun hujan saya tidak bisa tidur, karena aroma yang begitu menyengat. apalagi saat ini saya sedang sakit asam Lambung dan dalam masa pengobatan , saat mau menyantap hidangan, saya juga sangat terganggu terlebih saat ada tamu sangat benar-benar menganggu“ keluhnya.
Menambahkan apa yang sudah disampaikan oleh istrinya yang sedang sakit, bapak surisman mengatakan :
“ Saya sudah menyampaikan kepada pak Bayan , bahwa memohon agar segera ada solusi atau upaya untuk mengatasi aroma Limbah karet tersebut”. ujarnya
Belakangan diketahui bahwa rumah yang menjadi tempat penampungan karet yang sudah berjalan kurang lebih satu tahun ini, dikelola atas Nama Koperasi WANA KARYA MANDIRI dan bertempat di rumah Bapak Pairin seorang warga yang menjadi salah satu anggota koperasi .
Saat awak media mengkonfirmasi kediaman bapak Pairin yang rumahnya menjadi tempat penampungan karet tersebut, ia mengatakan usaha kelompok yang mereka kelola ialah Koperasi Wana Karya Mandiri.
“ Benar mas, bahwa yang mengelola usaha kelompok tani ini adalah koperasi wana karya mandiri, nampungnya ya disini dan saya ditunjuk sebagai seksi kelola usaha dan Karet yang didapat bersumber dari Kelompok Tani Hutan, yang bertani dikawasan Hutan “ Ucapnya.
Saat dikonfirmasi terkait Limbah karet yang dikeluhkan warga, pairin menambahkan, warga di susun III tersebut rata-rata ikut bergabung dalam kelompok wana karya mandiri tersebut.
“Disini mas yang ikut anggota kelompok rata-rata warga dusun III, saya sebenarnya kepikiran Baunya mas, saya sama tetangga sebelah merasa malu dan kepikiran” . tutupnya. (TIM).