Komunitas Diseminasi Hijau Gelar Even Gen Z Music and Talk ke III

SinarbangsaNews.com, Bandar Lampung — Komunitas Diseminasi Hijau kembali menggelar even Gen Z Music&Talks seri yang ketiga. Komunitas yang digawangi Mochammad Nashir Badri, calon legislator Provinsi Lampung dari Partai Persatuan Pembangunan untuk daerah pemilihan Kota Bandar Lampung, kali ini mengundang sekitar 50 peserta yang sebagian besar (75%) adalah para gen Z yang berusia 18 hingga 22 tahun. Kamis (10/8/2023).

Even ketiga ini digelar di lokasi ekowisata Huma Dihi yang terletak di Tanjung Halok, Kemiling, Kota Bandar Lampung. Sebuah tempat wisata alam yang memiliki nilai eksotisme keindahan alam dan keanekaragaman hayati yang tinggi. Di spot yang berada di bawah rerimbunan pohon, diapit dua lembah kecil di mana mengalir sungai kecil yang berasal dari 2 mata air, para gen Z “ngobrol” bersama diselingi ekspresi bermusik sebagai bentuk atensi mereka dalam momen yang serius tapi santai.

” Even kali ini lebih berbentuk brainstorming kepada adik-adik gen Z terkait pentingnya nilai alam dalam kehidupan manusia di bumi, habit manusia dalam pelestarian lingkungan (eco friendly), serta pengenalan green politic kepada anak-anak muda”, ungkap Nashir Badri yang biasa disapa Bang Een ini. Karena sebagian materi peserta berasal dari anak-anak muda luar kampus, maka metode diskusi lebih diarahkan berbentuk brainstorming didampingi oleh panelis. Berperan sebagai panelis adalah Apriyan Sucipto (aktivis kehutanan dan sosial kemasyaratan) dan Bang Een sendiri.

Kehidupan manusia yang tidak terlepas dari jasa alam menjadi topik yang dibicarakan sebagai bentuk stimulus penyadaran peserta kegiatan di awal diskusi. Para gen Z pada momen ini mengekspresikan kesadaran dimaksud dengan pernyataan-pernyataan yang diharapkan dapat menjadi pendorong gerakan kesadaran yang lebih luas. Para gen Z menyebut kata-kata; keindahan, kebersihan, ekosistem, kesehatan, hijau, kesejukan, sumberdaya alam, ekologi, karunia Tuhan, mari kita lestarikan, bersahabatlah dengan alam, dan frase-frase lainnya sebagai bentuk ekspresi dari hasil brainstorming topik ini.

Dalam kesempatan lain, Apriyan Sucipto memaparkan topik konservasi alam yang dikemas dalam bahasa yang awam, agar peserta diskusi mudah memahami. Pada akhirnya, para gen Z dapat memaknai bahwa konservasi alam adalah agenda penting yang mesti didukung oleh banyak pihak, termasuk para gen Z yang akan menjadi pemeran utama pembangunan bangsa saat masa bonus demografi tiba. Apriyan bahkan secara spontan mengajak seluruh gen Z membuat video khusus menyambut Hari Konservasi Alam Nasional yang jatuh pada hari yang sama dengan even ini.

Nashir Badri melengkapi diskusi yang dilakukan dalam dua sesi tersebut dengan mengajak para gen Z memahami konsep dan aplikasi green politic dalam kehidupan masyarakat. Green politic atau politik hijau adalah pemahaman bahwa titik berat kehidupan bukan pada ekonomi semata melainkan pada alam (ekosentris), dan menempatkan keseimbangan ekologi sebagai faktor pertumbuhan dan perkembangan negara. Politik hijau muncul setelah pemulihan pasca perang dunia kedua.

Lebih lanjut, green politic merupakan sebuah pandangan politik yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang berkelanjutan secara ekologis yang pada dasarnya berakar pada lingkungan, keadilan sosial tanpa kekerasan dan juga demokrasi akar rumput.

Green politic dapat meningkatkan berbagai macam alat kebijakan untuk mengatasi permasalahan perubahan iklim dan juga mempunyai perang penting dalam merespon berbagai isu lingkungan, tanah adat, dan lainnya. Artinya, green politic ini memang hadir sebagai wadah dalam mengupayakan keberlangsungan hidup yang seimbang baik antara alam maupun manusia. “Para gen Z harus dikenalkan dengan green politic, karena keberlangsungan kehidupan bangsa dan seluruh umat di muka bumi membutuhkan keseriusan para pemimpin untuk berkomitmen pada pembangunan yang betkelanjutan (sustainability development),” tegas Nashir.

Even ketiga Gen Z Music&Talks semakin menunjukkan perkembangan Komunitas Diseminasi Hijau Itu Kita sebagai kelompok yang tumbuh atas kesadaran akan lingkungan hidup. Sejak awal mula digelar (seri pertama) beberapa waktu yang lalu, ditambah dengan kegiatan-kegiatan bertema serupa lainnya, sudah lebih dari 200 orang yang bergabung dalam dinamika gerakan, baik dalam bentuk kegiatan diskusi, maupun agenda-agenda sosialisasi lainnya, terutama yang dilakukan melalui pemanfaatan media sosial.

“Sebagian besar penggiat dan partisan komunitas ini adalah para Gen Z, karena mereka memang merupakan target penting gerakan. Dan kita memang berpikir agenda ini harus lebih ditekankan pada para pelaku kehidupan umat ke depan, sebagai bentuk yang lebih prefentif dalam menghadapi tantangan-tantangan degradasi fungsi lingkungan”, jelas Awal Saptono, salah seorang penggiat Hijau Itu Kita yang bertindak sebagai floor director.

Dalam even ketiga, turut bergabung beberapa penggiat Hijau Itu Kita baru dari kalangan pengusaha dan politisi, seperti Hj. Suhaiti (pebisnis jaringan internet, politisi), Indah Yana Sari (politisi, penggiat sosial), Ryantina Pratiwisari (penggiat sosial, politisi), Rizky Aprian (politisi gen Z), Septi Anita (penggiat sosial, politisi), dan Apriyani (penggiat sosial, UMKM, dan politisi).

Ahmad Nurhadi, yang bertindak sebagai co producer dalam even ini juga menginformasikan bahwa pemilihan lokasi kegiatan menjadi pertimbangan penting, karena dengan mendekatkan audiens pada lokasi yang alami akan mendorong referensi, kesadaran, dan pembuktian yang nyata akan kasus-kasus lingkungan hidup yang dibahas dalam topik. “Lokasi ini sangat luar biasa. Di samping view, kontur, dan ekosistem yang sangat menunjang tema, pengelola Huma Dihi juga mempraktekkan upaya pelestarian alam dan green development dalam skala terbatas di areal seluas 6 hektar. Owner dan pengelola menunjukkannya dengan kelengkapan data seluruh vegetasi tumbuhan yang ada di dalam area, serta melakukan pembangunan fisik yang tidak merusak lanskap asli seperti tidak melalukan penebangan pohon besar yang sudah eksis,” jelas Nurhadi.

Pada akhir acara, sekali lagi Nashir Badri memberikan motivasi dan pemahaman kepada para gen Z terkait potensi gen Z sebagai generasi terbaik yang memiliki karakter-karakter positif (memiliki tingkat keingintahuan yang tinggi, ekspresif, kritis, ambisius, dan sangat akrab dengan teknologi informasi). “Gen Z is the best!,” teriak para gen Z berulang kali saat mengakhiri kegiatan.

Bagikan berita ini:

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.